- Stop Illegal logging - Stop Perburuan dan Perdagangan Illegal Satwa Dilindungi-

Selasa, 07 April 2009

Minggu, 15 Februari 2009

Kenapa Mau Jadi PNS

Kenapa banyak orang mau jadi PNS, padahal PNS tidak cocok untuk orang-orang yang berkarakter seperti dibawah ini :

  1. Orang yang ingin melakukan perubahan, perbaikan, membuat inovasi baru dan berharap itu akan terimplementasikan dalam waktu cepat. Namun perubahan, perbaikan berjalan lambat karena sistem (baik dalam konotasi baik maupun buruk ) sudah berjalan sangat lama dan turun temurun. Mau nekat? Selamat Anda Akan dianugerahi gelar "Pahlawan Kesiangan"
  2. Orang yang tidak suka melihat uang dan anggaran dipermainkan, diputar-putar dan dipatgulipat. Orang yang memandang bahwa permainan anggaran, permainan perencanaan kegiatan adalah hal yang salah, penuh dosa dan akan mendapatkan balasan setimpal di akherat kelak. Perlu dicatat juga bahwa banyak juga ”PNS lurus” yang tidak menyadari bahwa beberapa fasilitas dan honor yang diterima adalah hasil subsidi silang dari kesemrawutan anggaran dan realisasinya.
  3. Orang yang tidak suka sesuatu berjalan tidak sesuai dengan rencana atau anggaran yang jauh-jauh hari telah ditetapkan. Dalam rencana anggaran tertulis beli komputer Rp. 20 juta, ternyata harga sebenarnya hanya Rp. 5 juta, dan akhirnya sisanya dipakai untuk keperluan lain yang di luar rencana (buat beli beras beras, minyak goreng, kondangan, atau menjamu tamu kantor).
  4. Orang yang tidak tega memalak teman-temannya yang senasib sepenanggungan dalam bekerja. Contoh saja uang jalan 10 hari dibayarkan 5 hari, bahkan mungkin sekedar untuk beli es cendol karena sudah membantu membubuhkan tanda tangan …
  5. Pegawai muda yang cerdas, berwawasan dan bisa mengeluarkan dan merangkumkan ide (pendapat) yang lebih brilian dan strategis daripada eselon diatasnya (eselon 4, 3, 2, 1) atau bahkan seorang menteri. Si anak muda ini ketika bertemu dengan bos yang tidak tepat akan disebut bahwa idenya terlalu strategis dan kurang tepat dengan golongannya yang rendah dan cocok untuk permasalahan teknis
  6. Orang yang tidak suka dirinya dan hasil kerjanya dinilai hanya dari absensi. Walaupun absensi merupakan ukuran kedisiplinan tapi tidak selamanya berkorelasi dengan prestasi kerja.. Bisa jadi pegawai yang banyak bekerja diluar kantor yang tidak kelihatan kinerjanya oleh atasan dinilai jelek. Kalau protes, maka anda akan diminta membaca UU No 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan PP No 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Lebih parah lagi DP3nya diturunkan.. Kacian deh …
  7. Orang yang merasa kurang apabila bekerja sehari hanya 4 jam. Karena kebanyakan pegawai datang jam 8 pagi, absen, sarapan pagi sambil ngobrol sampai jam 10. Istirahat siang jam 12, kembali ke kantor jam 13:15, dan adzan sholat ashar jam 15:15 merupakan bel pulang kantor
  8. Orang yang memiliki jiwa enterpreneur dan selalu melihat segala peluang sebagai peluang yang kemungkinan bisa menjadi bisnis. Ketika jiwa enterpreneur ini diimplementasikan di tempat yang tepat hasilnya akan positif, tetapi apabila diimplementasikan di institusi pemerintah tempat bekerja, bisa jadi sumber korupsi yang maha dahsyat dan mengerikan. Orang ini diharapkan ketika melihat berjubelnya pendaftaran PNS dan mendengar keluhan 4 juta PNS di Indonesia tentang gaji mereka yang rendah selalu berpikir untuk mempunyai perusahaan dan bisa membuka lapangan kerja baru bagi 4 juta orang di Indonesia. Mungkin posisi itu lebih tepat.
Setujukan anda???

Tangisan Suaka Alam



Jumat, 30 Januari 2009

Menggugah Kesadaran Merajut Kemitraan Bersama Masyarakat


Pada Tanggal 29 Januari kemarin diakan pembinaan mitra

Perdagangan Ilegal Gading Gajah


Gading gajah memiliki nilai jual sangat tinggi. Satu pasang gading gajah bisa diperjualbelikan ratusan juta rupiah. Berdasarkan data, lebih dari 200 ekor gajah mati dalam sepuluh tahun terakhir dan lebih dari tiga ton gading gajah diperjualbelikan oleh para pemburu gajah liar. Alhasil, binatang langka ini terancam punah dan kini tersisa tak lebih dari 300 ekor.
Biasanya target para pemburu adalah gajah jantan dewasa yang gadingnya sudah tumbuh sempurna. Dari merekalah rantai perdagangan gading gajah bermula. Gading-gading gajah menyebar ke kota-kota besar lainnya, di Sumatra. Oleh para pedagang lokal gading kemudian dijual ke kota-kota besar di Jawa dan Bali atau diselundupkan ke Malaysia, Singapura, dan Brunei.

Rabu, 28 Januari 2009

Menginisiasi Sebuah Rescue Centre bagi Penyelamatan Harimau Sumatera


Harimau sumatera dikategorikan sebagai sangat terancam kepunahan(critically endangered) oleh IUCN (Cat Specialist Group 2002). Pada tahun 1992, populasi harimau sumatera diperkirakan hanya tersisa 400 ekor di lima taman nasional (Gunung Leuser, Kerinci Seblat, Way Kambas, Berbak dan Bukit Barisan Selatan) dan dua suaka margasatwa (Kerumutan dan Rimbang), sementara sekitar 100 ekor lainnya berada di luar ketujuh kawasan konservasi tersebut (PHPA 1994). Jumlah tersebut diduga terus menurun. Perkiraan terkini baru dilakukan pada tingkat kawasan yang berlaku untuk kawasan itu saja. Jumlah minimal berdasarkan estimasi yang dilakukan oleh berbagai lembaga adalah sekitar 250 individu dewasa, di 8 dari setidaknya 18 kawasan yang disinyalir memiliki harimau sumatera, sedangkan terhadap 10 kawasan lain sisanya belum dilakukan estimasi populasi.


Ancaman terbesar terhadap kelestarian harimau sumatera adalah aktivitas manusia, terutama konversi kawasan hutan untuk tujuan pembangunan seperti perkebunan, pertambangan, perluasan pemukiman, transmigrasi dan pembangunan infrastruktur lainnya. Selain mengakibatkan fragmentasi habitat, berbagai aktivitas tersebut juga sering memicu konflik antara manusia dan harimau, sehingga menyebabkan korban di kedua belah pihak, bahkan sering berakhir dengan tersingkirnya harimau dari habitatnya.

Bentuk lain aktivitas manusia yang secara langsung mengakibatkan tersingkirnya satwa kharismatik ini dari habitat alaminya adalah perburuan serta perdagangan ilegal harimau sumatera dan produk turunannya. Kemiskinan masyarakat di sekitar hutan dan tingginya permintaan komersial dari produk-produk ilegal harimau mulai dari kulit, tulang, taring, serta daging mendorong meningkatnya perburuan satwa tersebut.